Seiring berkembangnya platform digital pada generasi millenial, budaya dan tren dapat bergeser begitu cepat. Kini salah satu yang tengah ramai digeluti oleh mayoritas generasi millenial adalah bisnis Crafting.
Sekilas tentang Crafting
A craft is a pastime or a profession that requires particular skills and knowledge of skilled work. (Wikipedia.com)
Craft: an activity involving skill in making things by hand. (Oxford Dictionaries)
Craft: Skill in doing or making something, as in the arts; proficiency. (The Free Dictionary)
Secara garis besar, crafting dapat diartikan sebuah kegiatan memproduksi sebuah karya dengan bermodal kreativitas serta keterampilan tangan yang dimiliki dengan memanfaatkan bahan baku yang ada dan setiap karya yang dihasilkan memiliki nilai artistik di dalamnya. Pelaku dari kegiatan tersebut disebut crafter. Sementara hasil dari kegiatan tersebut bisa disebut handycraft.
Sebenarnya setelah ditinjau kembali, zaman dahulu kegiatan ini sudah melekat sehari-hari dalam kehidupan kita, bahkan dari jaman nenek kakek dan juga buyut kita. Hanya saat ini kegiatan ini lebih dikenal dengan istilah crafting agar terdengar lebih keren di kalangan millenial. Tentunya peran media sosial dan internet yang membuat semangat crafting ini semakin membara.
Berdasarkan Ajeng Galih Sitoeresmi, pemilik workshop Poyeng Knit Shop (poyenghobby.com), model bisnis crafting dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
Bisnis Crafting Massal
Pada model bisnis ini, crafter melakukan proses pembuatan produk secara massal dan sustainable. Model ini sudah memiliki pakem-pakem tersendiri tentang model kerajinan yang akan dibuat. Biasanya inovasi dari sisi design dan packaging produk dilakukan dalam kurun waktu tertentu dengan menyesuaikan dengan tren yang sedang berkembang. Para penganut model seperti ini biasanya memiliki modal yang lumayan besar, didukung dengan beragam alat produksi yang sedikit canggih tapi tidak seperti alat produksi di industri manufaktur dengan tujuan untuk senantiasa meningkatkan kuantitas produk tanpa membutuhkan rentan waktu yang cukup lama. Model seperti ini biasanya banyak digunakan oleh para Crafter Furniture.
Bisnis Crafting Independen/Indie
Sedangkan bisnis crafting dengan model indie biasanya memiliki sebuah prinsip menyeimbangkan aspek idealisme dan kebutuhan untuk mencari keuntungan. Penganut model ini biasanya menyukai pembuatan kerajinan tangan dengan konsep personal, disesuaikan dengan gaya si crafter ataupun menyinergikan keinginan customer dengan gaya si crafter. Pemilihan bahan baku biasanya juga dilakukan sesuka hati sambil tetap menjaga kualitas.
Mengapa budaya bisnis crafting kembali menjamur di kalangan millenial?
Mungkin tren berbisnis ini sangat menjamur di kalangan millenial karna pengaruh terjadinya konvergensi dari media konvensional ke digital, yang turut mendorong pergantian tren yang cepat. Salah satunya, dari sektor industri. Kini, generasi millenial lebih memilih industri mikro seperti crafting dibanding dengan industri konvensional. Selain itu, berkembangnya teknologi digital telah menciptakan peluang bagi produk-produk handycraft untuk bersaing dengan produk manufaktur.
Faktor lain yang menyebabkan semangat crafting menjamur dikalangan millenial yaitu dengan tumbuh suburnya budaya DIY (Do It Your Self). Sebuah paham yang awalnya terbentuk di lingkaran tertentu, kini telah menjadi pilihan mainstream baru. Sejak berkembang, Do It Your Self memang mengacu pada kegiatan produksi atau modifikasi secara mandiri, tanpa tenaga ahli dan alat produksi yang masif seperti yang biasa terdapat pada industri manufaktur.
Media digital, kunci persaingan bisnis crafting saat ini
Bagi generasi millenial, produk bisnis bukan hanya dibeli karena fungsionalitasnya saja, namun telah berkembang menjadi bisnis berbasis keindahan. Mereka mulai tertarik melakukan pencarian untuk barang unik, menarik, filosofis dan memiliki sisi historis yang kuat. Mengingat mereka juga merupakan kelompok yang paling akrab dengan teknologi mobile, generasi millenial terkenal erat berkoneksi melalui internet. Mereka aktif mengakses berbagai macam media digital untuk mendapatkan informasi terkini tentang apa yang menurut mereka menarik.
Keterkaitan antara dua hal tersebut merupakan sebuah poin penting bagi pelaku bisnis crafting di masa modern ini. Singkatnya, media digital telah menjadi fasilitator penting dalam pengembangan bisnis crafting, dimana sosial media memiliki peran sebagai kanal inspirasi, kolaborasi, hingga asimilasi terhadap penggiat crafting.
Kekuatan storytelling untuk membangun brand
Salah satu contoh brand crafting yang memanfaatkan medium digital dalam membangun brand mereka adalah Matoa. Sebuah brand jam tangan yang terbuat dari kayu jati yang tak terpakai disulap menjadi jam klasik nan futuristik, dan membangun brand nya di atas sebuah cerita yang solutif, inspiratif, dan kuat: Matoa sebagai brand yang mampu mengurangi limbah kayu. Melalui kekuatan story ini, Matoa mengakuisisi nilai lebih di mata target audiencenya. Sebagai indikator keberhasilan mereka dalam membangun brand: Matoa mampu membukukan omset hingga Rp 1 miliar dalam 1 bulan.
Kini Matoa, sebuah produk crafting DIY, telah menjelma menjadi sebuah brand mapan di Indonesia. Bahkan, Matoa sudah diekspor ke beberapa negara, diantaranya Amerika Serikat, Jepang, Australia, Malaysia, dan beberapa negara di daratan Eropa.
Uraian di atas hanya menggali secuplik mengenai bisnis crafting yang, tentu saja, hanya merupakan permukaan dari besarnya kemungkinan dan potensi. Pada akhirnya, penulis hanya berniat mengajak pembaca untuk mulai bereksplorasi. Berangkat dari hal-hal yang sederhana, namun dapat menghasilkan impact yang signifikan. Di sekitar kita banyak sekali permasalahan yang menunggu untuk dipecahkan, mulai dari lingkungan, sosial, dan lainnya. Hanya dengan memulailah, Anda dapat mengubah potensi menjadi sesuatu yang riil. Jika Anda mampu menghasilkan sebuah usaha yang mampu memecahkan masalah di sekitar, itu adalah sebuah modal yang besar untuk membangun brand Anda, story Anda. Dan, jangan lupa untuk selalu berinovasi dalam memanfaatkan platform digital sebagai leverage untuk menunjang pembangunan brand Anda.
Sumber:
Hendroyono, Handoko. 2014. Do. Jakarta : Kompas Gramedia.
https://business.idntimes.com/finance/azmi/pilihan-bisnis-crafting/
https://www.maxmanroe.com/industri-kreatif-memulai-bisnis-kerajinan-tangan-berkonsep-craft-indie/
https://www.inc.com/shama-hyder/how-diy-mindset-has-transformed-marketing.html