Apakah kalian pernah menyadari mengapa ads atau iklan yang muncul bisa relate dengan selera kita ketika kita sedang browsing internet ataupun media sosial tertentu? Algoritma yang diciptakan untuk membuat ads seolah ‘dekat’ dan berkaitan dengan selera pengguna internet ini seringkali disebut filter bubble. Istilah filter bubble dikemukakan oleh seorang CEO media berita dan hiburan, Upworthy, Eli Pariser. Pariser mengungkapkan bahwa algoritma dalam filter bubble memungkinkan pengguna internet untuk memperoleh informasi, iklan, hingga suggested search yang dibuat seakan menjadi sangat personal. Ia kemudian menyebut fenomena ini sebagai sebuah personal ecosystem. Berapa banyak diantara kalian yang merasa diuntungkan dengan hadirnya filter bubble?
Nah, teknologi filter bubble dan fenomena personal ecosystem ini masih berkaitan dengan pembahasan kita di minggu lalu. Hans Ulrich Obrist, yang mengungkapkan bahwa generasi yang tumbuh dengan internet berpotensi mengalami kondisi extreme present, juga mengiyakan pernyataan Eli Pariser yang menyebut teknologi filter bubble berperan dalam penyempitan worldview (wawasan atau pandangan dunia) seorang individu pengguna internet. Obrist bahkan membuat sebuah proyek penelitian bernama 89plus yang berupaya untuk memberi gambaran pada publik berkaitan dengan pengaruh filter bubble terhadap pandangan dunia generasi internet (seringkali juga disebut Generation Z atau iGen). Baik Obrist maupun Pariser, keduanya mengungkapkan bahwa filter bubble bisa berpotensi buruk apabila pengguna internet tidak menyadari bahwa kemudahan-kemudahan yang mereka peroleh melalui teknologi tersebut bisa mempengaruhi keinginan mereka untuk mengakses informasi yang lebih luas. Ketika dimudahkan dengan munculnya informasi yang berkaitan dengan selera ataupun kesukaan kita, kita bisa saja terjebak untuk browsing internet di wilayah yang itu-itu saja. Hal tersebut sedikit demi sedikit bisa mengikis keinginan generasi internet untuk mengeksplorasi lebih luas atau lebih jauh dari selera mereka sendiri.
Pemanfaatan teknologi filter bubble juga setidaknya bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan mengapa generasi internet, secara psikologis, berpotensi mengalami stres hingga depresi. Dengan worldview yang menyempit akibat filter bubble, generasi internet sangat rentan untuk menjadi seseorang yang individualistik dan seolah hanya sibuk dengan dirinya sendiri. Namun, perlu diingat bahwa hal-hal negatif yang diungkapkan di atas bisa saja dihindari apabila kita, sebagai pengguna internet, dapat lebih bijak lagi dalam mengakses banyaknya informasi yang tersedia dalam dunia online atau internet.
Bagaimana? Seperti halnya berbagai informasi yang perlu kita cek terlebih dahulu kebenarannya sebelum kita percayai, iklan-iklan ataupun informasi yang kita peroleh melalui teknologi filter bubble di internet pun perlu kita saring dengan lebih bijak lagi, ya.
Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Filter_bubble
http://www.upworthy.com/
https://www.ted.com