Sebelum era media sosial, ilustrasi iklan komersial gencar ditayangkan di beberapa stasiun televisi swasta sebagai bukti nyata dari sebuah eksekusi desain iklan dengan menggunakan pendekatan parodi.
Parodi atau komedi adalah suatu karya lucu yang pada umumnya bertujuan untuk menghibur, menimbulkan tawa, terutama di televisi, film, dan bahkan iklan! Iya, iklan. Saat ini, para marketer sudah banyak mengiklankan produknya melalui parodi iklan atau comedy advertising. Belakangan ini iklan parodi sudah mewabah di media-media promosi seperti media sosial ( YouTube, Facebook, dll ).
Kenapa harus dengan comedy advertising? Well, kita pasti akan lebih mudah mengingat suatu produk pada tayangan iklan yang dikerjakan dengan konsep ‘main-main’, guyonan, lucu, dan segar—tanpa mengurangi ciri khas poduk tersebut, ‘kan? Seperti contoh produk AXE berikut:
Di era digital seperti sekarang ini, Indonesia merupakan salah satu negara dengan penggunaan internet terbanyak di dunia. Dan marketer saat ini bisa mengiklankan produk-produknya melalui YouTube. Biayanya memang tidak murah, namun pengadopsian tren penyampaian pesan dalam bentuk digital ini juga memberikan untung bagi pengiklannya.
Comedy advertising ini juga umumnya mengambil YouTuber yang aktif sebagai brand ambassador-nya. Sebagai contoh YouTuber aktif dengan banyak subscriber-nya, Raditya Dika. Ia cukup sukses dengan tren ‘cukuran’ bersama @GilletteID
Kelebihan dari comedy advertising ini lebih santai karena dengan pembawaan yang lebih lugas dan ‘nyeleneh’ seringkali membuat kita lebih bisa menerima penyampaian iklan dengan mudah. Kemudian, menjadi lebih dekat dengan publik karena dengan beragam pilihan Youtuber yang aktif dan kekinian, akan lebih mendekatkan customer dengan brand. Dan yang tak kalah penting, comedy advertising ini melahirkan komedian Youtubers dengan wajah-wajah baru dan ide-ide kreatif yang semakin banyak untuk ditampilkan dalam setiap parodi – yang tentunya tidak akan membuat customer bosan dengan wajah yang itu-itu saja.
Selain itu, di dalam komedi atau parodi yang berbentuk iklan juga terdapat sebuah ruang kritik untuk mengungkapkan satu ketidakpuasan, atau bisa juga sekadar ungkapan rasa humor belaka. Untuk itu, kritik, sindiran, kecaman, plesetan, olok-olok, main-main, seringkali dijadikan sebagai titik awal dari sebuah parodi dan komedi yang berbentuk iklan.
Nah, bagaimana dengan kamu? Punya ide kreatif yang comedic untuk iklan brandmu?