
Pernah dengar istilah “pars pro toto”? Gaya bahasa yang satu ini biasa digunakan untuk menggambarkan suatu objek secara utuh, dengan menunjuk sebagian unsur dari objek tersebut. Unsur tersebut dianggap mampu menjadi representasi. Inilah salah satu kehebatan majas; bisa menjelaskan keutuhan tubuh seseorang hanya dengan kata “batang hidung”.
Tenang. Ini bukan pelajaran Bahasa Indonesia, kok. Filosofi dari pars pro toto ini sebenarnya terjadi di lingkup digital marketing.
Entah untuk tujuan bisnis maupun pribadi, pemanfaatan sosok dengan segudang pengikut bukan barang baru lagi di masyarakat. Untuk kasus digital marketing B2B (business-to-business), mereka adalah ‘perwakilan’ dari followers yang biasa disebut sebagai influencer. Yap, bagaimana pun juga, penggunaan mercusuar masih menjadi cara terbaik untuk menarik kapal-kapal menuju dermaga, ’kan?
Nah, menganut konsep pars pro toto, marketer memanfaatkan influencer sebagai mesin penenun hujan alias rainmaker, yang siap membanjiri brand dengan beragam bentuk keuntungan; dari mulai awareness yang melambung tinggi hingga kocek yang lebih tebal lagi.
Dari kacamata pemasaran jagat maya, paling tidak, empat langkah ini perlu kamu lakukan untuk influencer marketing strategy.
1. Identifikasi Target Pembeli
Sudah tahu siapa calon konsumen brand-mu? Belum? Cari tahu sekarang!
Semua strategi influencer marketing-mu tak lebih bernilai dibanding remah makanan, bila tanpa identifikasi persona dari konsumenmu. Telusuri pola kebiasaan, goal, dan demografi mereka secara umum, agar influencer dapat melakoni perannya dengan mulus.
2. Tentukan Industri yang Dilakoni Influencer
Setelah menguasai poin nomor pertama, inilah saatnya berburu para influencer! Temukan blogger atau industry expert yang diikuti para calon konsumenmu.
Hubungkan brand yang kamu kelola dengan mereka yang kamu temui secara langsung (offline), di LinkedIn. Lalu, lihat profil dari connection dan sang influencer LinkedIn-mu. Ini akan memudahkan jalanmu untuk masuk ke LinkedIn Group dan chat di Google Hangouts, agar kamu lebih intim dengan mereka dan brand awareness pun semakin tinggi dan tinggi lagi.
3. Prioritaskan Influencer yang Memiliki Pengaruh Terkuat
Namanya saja influencer. Sudah barang tentu ia memiliki pengaruh yang tidak bisa disamakan dengan pelakon industri umumnya. Namun, jika kamu sudah terlibat di dalam lingkaran pergaulan di LinkedIn dan media sosial lainnya, kamu pasti bisa menyaring sendiri mana saja influencer yang punya daya siar yang kuat dan meluas di industri.
Oh iya, tidak hanya seberapa kuat pengaruhnya. Jangan lupa, perhatikan juga nada yang ditimbulkan si influencer! Jika selama ini kicauannya di ranah maya penuh dengan nada-nada positif, tak perlu pikir panjang lagi untuk melibatkannya di dalam tubuh brand.
4. Beri Kemudahan untuk Influencer
Langkah keempat ini adalah secuil rahasia untuk membuat keterlibatan influencer di dalam brand sukses. Semakin mudah proses kerjanya dengan brand-mu, semakin semangat influencer menjalankan perannya.
Bila ia diharuskan membuat artikel di blog, kirimkan kerangka penulisan atau bahkan draft pertama kepada si influencer. Dengan begini, ia akan lebih mudah mengembangkan konten tersebut menjadi lebih personal.
See? Mudah bukan? Ini baru segelintir cara untuk membuat influencer menjadi mesin penenun hujan keberuntungan. Siap menjalankan strategi lainnya? Feel free to share with us!