Meremajakan Slogan sebagai Pendewasaan Brand

Bagaimana rasanya ketika kita membaca slogan dari brand yang terlalu kaku atau panjang? Melelahkan, bukan? Selain tampilan logo, rentang waktu yang panjang di abad modern ini membuktikan bahwa keberadaan padanan kata dalam slogan nyatanya sukses menjadi “candra di muka” bagi sebuah brand. Masih percaya ‘kan, dengan keajaiban sebuah slogan?

Sesuai definisi, slogan merupakan ekspresi sebuah ide atau tujuan yang mudah diingat. Kata tersebut diambil dari istilah dalam bahasa Gaelik, sluagh-ghairm, yang berarti “teriakan bertempur”. Sederhananya, ia berbentuk layaknya suatu gagasan yang memberikan ruang untuk mengekspresikan sesuatu secara informatif, rinci, namun mewakili tujuan bersama.

Berdasarkan tujuannya, slogan memiliki maksud untuk menyampaikan informasi yang terwakili olehnya. Kedua, ia berusaha menciptakan dorongan bagi para khalayak sebagai bentuk ajakan untuk merapat sejenak. Lalu yang ketiga, slogan juga bisa menjadi sebuah himbauan bagi orang lain agar melakukan apa yang menjadi tujuan atas dasar kalimat tersebut. Dengan begitu, seseorang bisa turut termotivasi dan sadar dengan pesan-pesan yang telah disebarkan.

Idea@work – Meremajakan Slogan sebagai Pendewasaan Brand. #blogspot
Meremajakan Slogan sebagai Pendewasaan Brand

Berbicara soal brand ternama di dunia, mereka jelas memiliki slogan yang ampuh menarik serta mengajak pelanggan untuk berkunjung sejenak. Pun seiring berjalannya waktu, brand-brand tersebut telah mengalami pergantian slogan untuk beberapa kali sepanjang kehidupan perusahaan mereka. Pendewasaan brand teraplikasikan lewat copywriting mereka yang senantiasa diremajakan, menyesuaikan dengan target market. Apa tujuannya? Ya, agar masyarakat tetap merasa nyaman dan update ketika melihatnya.

Idea@work – Meremajakan Slogan sebagai Pendewasaan Brand. #blogspot
Meremajakan Slogan sebagai Pendewasaan Brand

Ambil contoh McDonald’s, jejaring restoran makanan cepat saji yang tersebar di hampir seluruh dunia. Dengan slogan berbunyi “I’m Lovin’ It”, perusahaan tersebut menciptakan sebuah fenomena marketing yang dahsyat dalam kurun waktu beberapa tahun ke belakang. Sebelumnya, mereka sempat menggunakan kata ”Did somebody say McDonald’s?” dari tahun 1997-2000 dan “We love to see your smile” kisaran 2000 sampai 2003. Slogan terbarunya  saat ini, konon sukses merepresentasikan McDonalds sebagai produk makanan yang dekat dengan segala kalangan—terutama generasi muda dan fresh.

Idea@work – Meremajakan Slogan sebagai Pendewasaan Brand. #blogspot
Meremajakan Slogan sebagai Pendewasaan Brand

Ada pula Burger King, yang juga merupakan fast food restaurant asal Amerika. Kini mereka menggunakan “Be Your Way” , setelah sebelumnya dengan “Have It Your Way”. Padanan kata dalam slogan terbarunya itu, dipilih karena Burger King ingin memberikan efek emosi lewat perasaan—secara mendalam—untuk siapapun yang membacanya. Selain maksud barusan, kalimat tersebut juga dipilih demi mengingatkan pada masyarakat bahwa siapapun mereka, mereka bisa memesan apa yang diinginkan di Burger King—lalu mereka tetap bisa hidup sesuai dengan yang diinginkan, kapan saja.

Menarik bukan, membahas slogan secara dalam? Tentu saja. Setiap makna anyar yang ditanamkan, jelas mengandung ajakan kuat agar kita seolah tumbuh besar bersama brand tersebut. Terus sekarang, bagaimana caranya supaya kita dapat mengemas slogan yang tepat?

Banyak tips yang dapat disimak demi menciptakan slogan nan menarik. Pertama, cermati dulu konteks usaha yang akan kita buat serta grafik target segmentasinya. Betul, jangan sampai meleset dari sasaran. Kedua, pikirkan hal yang sesederhana mungkin. Jangan sampai menciptakan slogan yang ribet, karena pembaca akan malas dibuatnya. Ketiga, break the rules. Jangan terpaku dengan susunan formal yang ada, selagi imajinasi kita terus asyik menerawang ilham. Pokoknya, ciptakan ide sekreatif mungkin!

Last but not least, posisikan slogan sebagai sebuah pesan yang tepat untuk kalangan (yang juga) tepat. Contohnya begini, kita tak bisa menciptakan slogan dengan kalimat terlalu “meriah” untuk produk yang dikonsumsi oleh kalangan usia senja. Begitupun sebaliknya, jangan pula membuat kata-kata yang terlalu kaku buat produk-produk berjiwa muda.

Masih banyak lagi tips-tips serta arahan yang tepat demi meramu hingga meremajakan slogan bagi brand kita agar dapat lebih mendunia. Berminat mendiskusikannya lebih lanjut bersama kami?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Let us help you with your projects