Kamis, 25 Mei 2017 lalu, Mark Zuckerberg, pendiri sekaligus CEO situs jejaring sosial Facebook, menerima gelar kehormatan, Honorary Doctorate, dari Harvard University, kampus dimana ia menuntut ilmu dan kemudian ia tinggalkan sekitar 12 tahun yang lalu. Keputusan Zuckerberg untuk meninggalkan bangku kuliah demi melanjutkan proyek Facebook-nya bisa dianggap sebagai sebuah pilihan berani yang membuahkan hasil lebih dari sekadar mengesankan. Facebook resmi diluncurkan pada tahun 2004 dan enam tahun kemudian, Mark Zuckerberg menjelma menjadi salah satu tokoh besar dunia. Pada tahun 2010, majalah Time mengumumkan nama Mark Zuckerberg sebagai Person of the Year disusul dengan majalah Vanity Fair yang memasukkan nama Zuckerberg ke dalam jajaran top 100 most influential people of the information age-nya. Tahun lalu, majalah bisnis asal Amerika Serikat, Forbes, memasukkan Zuckerberg ke dalam 10 besar World’s Most Powerful People.

Melihat sepak terjang Mark Zuckerberg yang sangat inspiratif, tentunya kita penasaran dengan apa yang menjadi mimpi besarnya sejak memutuskan untuk membangun kerajaan Facebook. Nah, dalam pidatonya saat menerima penghargaan dari Harvard, Zuckerberg mengungkapkan bahwa dirinya ingin menciptakan sebuah dunia dimana setiap orang bisa yakin dalam memiliki tujuan. Buat yang belum yakin dengan tujuan hidupnya, ada tiga hal nih yang diungkapkan Zuckerberg untuk mewujudkan mimpi besarnya itu.
1. Terlibat dalam Proyek-proyek Besar yang Bermakna dan Berbasis Komunitas
Bermakna dalam artian bahwa proyek-proyek besar yang kamu ikuti haruslah positif dan bermanfaat bagi banyak orang. Apalah artinya proyek besar jika hanya menguntungkan diri kita sendiri. Setidaknya, kita bisa mulai melakukan atau merencanakan sesuatu yang besar bagi orang-orang terdekat di sekitar kita. Singkatnya sih, be meaningful and generous to people around you.
2. Merumuskan Ulang Makna Kesetaraan
Seperti yang kita tahu, belakangan banyak banget konflik ataupun isu-isu yang berkaitan dengan perbedaan. Mulai dari beda pendapat sampai persoalan beda ras dan agama. Poin kedua dari Mark Zuckerberg ini nampaknya cukup penting buat kita pikirkan supaya semua orang bisa punya tenggang rasa yang besar.
3. Membangun Komunitas yang Bersifat Global
Poin terakhir yang diungkapkan Mark Zuckerberg ini berkaitan dengan kebersamaan yang bersifat global. Meskipun kita menyadari bahwa efek globalisasi itu enggak sepenuhnya merata, enggak ada salahnya kita-kita yang cukup paham dengan pentingnya persamaan hak dan kebersamaan dalam era global untuk bisa bekerja sama menciptakan dunia yang lebih baik. Agak utopis ya memang, tapi tentunya hal-hal besar itu bisa kita mulai dari hal-hal yang kecil. Big thing starts small.
Nah, itu dia tiga poin penting yang diungkapkan Mark Zuckerberg dalam pidatonya saat menerima penghargaan dari Harvard University, Kamis lalu. Apakah kamu tertarik untuk mengikuti jejak sang pendiri sekaligus CEO Facebook di atas?