Native Advertising: Masa Depan Digital Marketing?

idea@work - Native Advertising: Masa Depan Digital Marketing? #blogspot
Native Advertising: Masa Depan Digital Marketing?

(Sumber: Mashable.com)

13 tahun yang lalu, Steven Spielberg merilis sebuah film fiksi sains berjudul Minority Report. Film ini bercerita tentang  sebuah masa depan dimana polisi  bisa menangkap seorang penjahat sebelum sebuah kejahatan dilakukan.  Pada sebuah adegan, seorang protagonis bernama John Anderton sedang berjalan melalui sebuah mall, ditengah perjalanannya, dia dibombardir oleh berbagai iklan  hologram yang menawarkan lusinan produk berdasarkan pembelian sebelumnya, rekomendasi, profil, dan bahkan preferensi produk John sendiri.

Spielberg cukup cerdas dalam meramalkan masa depan periklanan, karena hal tersebut cukup relevan dengan yang sedang kita alami saat ini. Penggunaan big data dan personalized ads bisa memperdiksi kebiasaan berbelanja dan preferensi yang kita miliki, sehingga iklan yang muncul dihadapan kita sudah sesuai dengan karakteristik ‘ideal’ yang kita inginkan.  Namun, apakah personalisasi sebuah iklan sudah cukup untuk membuat kita membeli suatu produk?

Adegan mall di film Minority Report memang sengaja membuat kita tidak nyaman pada gambaran masa depan dimana para pemasar memiliki akses pada kehidupan yang kita miliki. Pemasar memang memiliki data untuk membombardir kita dengan iklan, namun kita sebagai seorang konsumen memiliki pilihan untuk tidak membeli atau memperhatikan jika iklan tersebut tidak ada bedanya dengan sebuah ‘spam’.

Untuk menghindari iklan  tradisional yang cenderung itu-itu saja, terciptalah sebuah model iklan baru yang lebih personal dan ‘halus’. Sebuah iklan yang cenderung narsis, mencolok, dan mengganggu diganti menjadi sebuah konten digital yang informatif, bermanfaat, dan disebarkan oleh banyak orang. Para pemasar menyebut jenis iklan ini: Native Advertising.

Istilah native advertising mungkin masih terdengar asing di telinga. Namun bentuk native advertising ini sudah ada sejak jaman dahulu kala. Hanya saja namanya mungkin lebih dikenal sebagai advertorial atau content marketing. Namun ada perbedaan mendasar antara native advertising dengan advertorial, bedanya terdapat pada konten yang disajikan. Native Advertising menyatu dengan konten asli sebuah website atau media sehingga orang-orang tidak akan menyadari bahwa apa yang mereka baca atau lihat adalah sebuah iklan. Cerdas, bukan?

Istilah ‘native’ pada kata native advertising merujuk pada identitas atau tempat yang digunakan oleh sebuah iklan. Maksudnya, sebuah iklan native  advertising akan menyesuaikan dengan tempat, tema atau identitas dimana mereka mengiklan. Misalnya jika seorang pemasar akan mengiklan di Buzzfeed , maka sang pemasar harus menggunakan konten artikel dengan tema yang sesuai dengan karakteristik Buzzfeed sambil secara halus melakukan promosi produk di artikel tersebut.

Dengan native advertising, orang-orang secara sukarela menyebarkan sebuah artikel atau video karena konten yang disajikan memang menarik. Penggunaan native advertising yang tepat  bisa mengundang konten yang viral dan populer tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya dan tenaga. Seseorang bisa saja menekan tombol ‘skip’ ketika iklan YouTube muncul, namun ketika sebuah iklan menyatu dengan konten yang disajikan oleh PewDiePie, orang-orang akan secara sukarela menonton dan berbagi video tersebut secara sukarela.

Sebuah studi menyatakan bahwa kurang dari 50 persen pengunjung di situs-situs berita tidak bisa membedakan antara native advertising dan artikel berita yang sebenarnya. Native advertising begitu halus sehingga kita tidak sadar bahwa kita sedang melihat sebuah iklan!

Emarketer.com memprediksi bahwa uang yang dikeluarkan oleh para pemasar untuk native advertising akan mencapai 5 milyar dolar di tahun 2017. Wajar jika para pemasar mulai melirik native advertising, iklan jenis ini sangat effektif. Lihat saja revenue yang dihasilkan oleh native advertising berikut ini:

idea@work - Native Advertising: Masa Depan Digital Marketing? #blogspot
Native Advertising: Masa Depan Digital Marketing?

 

(Sumber: Business Insider)

MDG Advertising melakukan sebuah riset tentang native advetising, dan menyatakan bahwa native advertising adalah salah satu metode iklan yang paling effektif saat ini. Mengapa?

  1. 70% Netizen ingin belajar tentang sebuah produk melalui sebuah konten daripada iklan tradisional.
  2. Netizen melihat native advertising 53% lebih banyak daripada banner iklan tradisional
  3. 32% konsumen menyatakan bahwa mereka akan berbagi native advertising pada teman dan keluarga. Sebaliknya hanya 19% konsumen yang menginginkan untuk berbagi iklan tradisional pada teman dan keluarga.
  4. Netizen menghabiskan waktu yang kurang lebih sama untuk membaca sebuah konten editorial dan native advertising .
  5. Interaksi pada sebuah brand meningkat sebanyak 82% berkat native advertising
  6. Keinginan untuk membeli meningkat sebanyak 53% dengan native advertising.

Apakah native advertising hanya terbatas pada blog atau situs berita saja? Jangan khawatir. Media sosial juga sudah mulai banyak mengadopsi native advertising untuk berbagai kebutuhan iklan. Contohnya bisa dilihat di gambar berikut ini:

idea@work - Native Advertising: Masa Depan Digital Marketing? #blogspot
Native Advertising: Masa Depan Digital Marketing?

(Sumber: inc.com)

Melihat betapa hebatnya native advertising, pasti banyak pemasar yang mulai tergoda untuk mencoba menggunakan iklan jenis ini. Tapi tunggu dulu,  tidak semua native advertising berjalan dengan sukses. Kesuksesan sebuah native advertising bergantung pada seberapa ‘tangkas’ sebuah brand mengemas iklan menjadi sebuah konten yang menarik. Dalam menciptakan sebuah native advertising, hal yang perlu diingat adalah soft selling bukan hard selling. Dalam native advertising, kita tidak bisa ‘bernafsu’ dalam memasarkan keunggulan-keunggulan produk yang kita miliki. Mengiklan melalui native advertising dibutuhkan keanggunan dan kreativitas agar konten yang kita ciptakan menjadi viral.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Let us help you with your projects