Rebranding: Berkomunikasi Dengan Wajah Baru

Semua orang pasti sepakat bahwa Google adalah sebuah keagungan teknologi. Bisa membayangkan hidup di zaman 2.0 ini tanpa kehadirannya? Signifikansi mesin pencari ini sangat besar terhadap kehidupan umat manusia. Sampai-sampai, Google menjadi sebuah kata kerja di kamus Bahasa Inggris Oxford sejak tahun 2006.

Terhitung per tanggal 10 Agustus 2015 kemarin, Google, Inc. melakukan rebranding dengan berada di bawah induk perusahaan bernama Alphabet Inc. Perubahan mulai terjadi seiring hari berganti, sejak rebranding diwujudkan. Pro dan kontra, pujian dan makian, semua hadir menghiasi media sosial saat Google meluncurkan logo teranyarnya—dengan komposisi pro-kontra yang nyaris berimbang.

Apakah sebenarnya rebranding—seperti yang Google jalankan—terhitung sebagai langkah strategis? Mengapa sebuah korporasi harus mengganti wajah mereka? Seberapa besar imbas dari rebranding, khususnya logo-swapping, terhadap masyarakat?

Rebranding atau pengubahan citra korporasi adalah taktik dalam membentuk komunikasi bisnis yang lebih segar dari citra sebelumnya. Sebuah brand atau perusahaan akan mengambil strategi ini dengan mengacu pada relevansi produk mereka terhadap konsumen dan kondisi serta posisi mereka di pasar, dengan alasan dasarnya antara lain;

  1. Reorganisasi perusahaan secara finansial
  2. Pergantian manajemen
  3. Hasil analisa prospektif pasar
  4. Merger atau akusisi perusahaan.

Langkah rebranding dan logo-swapping sebetulnya termasuk urusan sensitif; tapi akan menjadi seksi bila berhasil. Lihat saja sejumlah merek ternama yang berhasil mengubah citranya dengan baik di tahun 2014 lalu seperti Pizza Hut, Seven Up, dan PayPal—tiga dari 10 Best Rebrands of 2014 versi Paste Magazine.

idea@work - REBRANDING: BERKOMUNIKASI DENGAN WAJAH BARU. #blogpost
REBRANDING: BERKOMUNIKASI DENGAN WAJAH BARU

 

idea@work - REBRANDING: BERKOMUNIKASI DENGAN WAJAH BARU. #blogpost
Tiga dari sepuluh rebranding terbaik tahun 2014, versi Paste Magazine

Ada yang menawarkan sedikit perubahan, ada juga yang memberikan rombakan besar pada logonya. Kesamaan dari ketiga brand di atas, mereka mencoba menyampaikan angin segar dalam bisnis yang dikelola, yang direpresentasikan lewat satu ikon.

Di atas kertas, dampak dari rebranding biasa digambarkan layaknya gunung es; sebagian besar dari efeknya sulit terlihat atau tersembunyi di bawah permukaan air. Besar-kecilnya persentase itu ditentukan oleh seberapa drastis rebranding yang dilakukan, dan menurut teori, biasanya 80% dari imbas rebranding adalah bagian bawah dari gunung es tersebut.

Kembali ke kasus Google, ternyata tak sedikit masyarakat dibuat mengernyitkan dahi pasca melihat wajah baru perusahaan asal California ini, dengan dandanan bernada fun dan lekat akan suasana taman kanak-kanak melalui logo-swapping.

Kicauan negatif tentang rebranding dari Google   Reaksi negatif terhadap logo baru Google sebetulnya menuai pertanyaan: Apa yang menyebabkan sebuah rebranding dipandang buruk oleh masyarakat dan justru menjadi boomerang bagi brand? Bagus atau jeleknya logo baru itu relatif. Namun sebenarnya, disadari atau tidak, kita akan ‘menyelami’ produk baik dari brand yang kita kagumi maupun yang kita gunakan sehari-hari. ‘Penyelaman’ inilah yang membuat asosiasi antara brand dan pengguna. Nah, semakin kuat asosiasi kita pada sebuah brand, maka akan semakin besar pula reaksi negatif yang timbul saat brand tersebut melakukan logo-swap.

idea@work - REBRANDING: BERKOMUNIKASI DENGAN WAJAH BARU. #blogpost
Logo-swapping dari Google Inc.

Saat Google berupaya menceritakan manajemen dan induk perusahaan barunya lewat logo Sans-serif yang lebih bersih dan tebal, di saat itu pula respon miring meluncur bertubi-tubi. Maka, bisa disimpulkan bahwa Google nyatanya memiliki kekuatan koneksi yang besar dengan penggunanya—hal yang lumrah untuk sebuah produk yang menjadi kata kerja. Brand tentu berharap respon baik dari penggunanya lewat metamorfosis. Dan bila kicauan negatif muncul setelah rebranding, ada dua pilihan yang bisa dilakukan: 1. Evaluasi kembali tujuan dan bentuk komunikasi, 2. Mulailah berpikir, “Tidakkah ini berarti kami begitu dekat dengan masyarakat?”. Karena bisa jadi ini baru sebagian kecil dari gunung es yang ada di atas permukaan air. Nah, kalau menurutmu, brand apa yang berhasil melakukan komunikasi melalui perubahan citra?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Let us help you with your projects