
Persaingan dalam bisnis, saat ini kian menjadi-jadi. Makin banyak strategi serta beragam siasat yang digelontorkan oleh brand tertentu demi menjadi yang nomor satu di antara pesaing-pesaing lainnya. Hal ini terjadi bahkan dalam segala ranah usaha, mulai dari jasa sampai produk tertentu. Maka dari itu, pada akhirnya kita mesti berpikir keras untuk tetap bertahan serta tak kalah saing dengan brand lainnya.
Salah satu strategi yang diterapkan banyak orang demi mempromosikan usahanya adalah game theory (teori permainan). Ada yang sudah mendengar ini, sebelumnya? Secara definisi baku, game theory merupakan alat untuk merumuskan perilaku ekonomi yang bersaing. Mula-mula, teori tersebut dikemukakan oleh seorang ahli matematika Prancis bernama Emile Borel pada taun 1921. Dengan polesan sana-sini, game theory akhirnya dapat disederhanakan menjadi metode yang lebih mudah serta dapat diaplikasi dalam berbagai bidang.
Bagaimana menggambarkan game theory? Begini: seperti game pada umumnya, setiap pesaing di sini disebut pemain atau player. Setiap pemain memiliki kepentingan masing-masing untuk dapat kompetisi tersebut. Nantinya, tiap pemain akan menggunakan berbagai strategi agar mendapatkan keuntungan yang optimal dan jika mesti mengalami kerugian, maka bagaimana caranya agar kerugiannya terjadi seminim mungkin. Singkat kata, kita mesti memposisikan diri sebagai salah satu pemain yang bertanding dengan pemain lainnya.
Lantas, apa yang mesti kita lakukan sebagai seorang pemain dalam pertandingan bernama “persaingan bisnis”? Ya, melakukan promosi brand sebaik-baiknya. Bila disederhanakan, awalnya kita harus mengidentifikasi terlebih dahulu iklim pasar, setelah itu bagaimana strategi apa yang brand lain terapkan. Kemudian barulah rencanakan strategi promosi dari brand kita sendiri. Dalam hal ini, bukan strategi curang yang kita lakukan, namun mesti sehat! Tujuan utama kita adalah memenuhi kebutuhan para konsumen yang tak bisa didapat dari brand lain, serta membuat citra baik sesuai dengan keinginan kita.
Contoh pengaplikasian dari game theory yakni saat melakukan pendekatan dengan konsumen. Kita mesti tahu, apa yang mereka butuhkan sekarang; karena yang utama bukanlah menjadi nomor satu, namun dapat menciptakan sense of belonging pada para konsumen. Lakukan penyajian promosi yang adil serta cocok untuk konsumsi sehari-hari para pelanggan. Lalu untuk persaingan brand, jangan jadikan mereka musuh yang dapat bergesekan suatu waktu—namun sebagai pelengkap kehidupan bisnis kita! Sebagaimana game, pemain lainnya adalah rival sehat yang akan memicu kita untuk lebih total lagi dalam mempromosikan bisnis.
Dalam praktiknya, game theory memiliki manfaat salah satunya mengembangkan suatu kerangka untuk pengambilan keputusan dalam situasi persaingan. Kita akan berlatih untuk menjadi lebih fleksibel, adaptif, dan mempertajam insting dalam menangkap peluang serta momen yang ada. Selain itu, game theory memberi gambaran dan penjelasan tentang situasi persaingan yang ada di lapangan, sehingga (lagi-lagi) kita belajar untuk membaca pergerakan pasar di luar sana. Tak hanya itu, game theory mengajarkan banyak hal bahwa persaingan dalam memasarkan produk tak harus terjadi secara dingin namun tetap fun!
Singkat kata, siapapun yang bisa menguasai game theory teori permainan akan menguasai jalannya pertandingan pula. Ia menjelma sebagai strategi kompetitif bagi orang-orang, organisasi, bahkan negara sekalipun. Terapan ilmu yang konon menjadi siasat alami dalam setiap lapisan militer mancanegara tersebut, nyatanya dapat diaplikasikan pada strategi marketing-mu. Pada tahap yang lebih tinggi pun, kamu dapat ‘melawan’ promosi/iklan brand pesaing hingga membangun jaringan konsumen yang setia—dengan cara yang sehat. Siap untuk menjalankan game theory pada strategi marketing-mu?