Ketika berbicara tentang pemasaran digital, konten adalah salah satu kuncinya. Konten bisa datang dalam berbagai bentuk. Anda dapat memberikan informasi melalui teks, gambar, video, atau kombinasi dari semuanya. Tapi, dari semua media itu manakah yang terbaik, atau setidaknya yang paling efektif, untuk pemasaran?
Visual adalah yang terbaik, benarkah?
Menurut Digital Information World Blog, setiap detik, 973.000 orang login di Facebook, lebih dari 1 juta orang menggesek Tinder, lebih dari 174.000 pengguna menggulir melalui Instagram, dan dalam semenit ada 4.3 juta video yang ditonton di Youtube.
Respon audience terhadap jenis konten yang berlimpah di media-media sosial itu pun menjadi salah satu metrik yang diukur oleh para pemasar, demi meningkatkan efektifitas secara bisnis, dan efisiensi produksi konten itu sendiri. Social Media Today mengungkapkan bahwa audience menyukai visual daripada hanya berbentuk kata-kata. Hal ini diklaim didukuing leh fakta saintifik bahwa orang terprogram untuk memproses dan merespons visual lebih cepat daripada kata-kata. Bahkan, otak kita memproses visual 60.000 kali lebih cepat daripada teks. Penelitian menunjukkan bahwa kita hanya menyimpan 10% hingga 20% dari informasi yang dibaca, tetapi segera setelah informasi itu dipasangkan dengan gambar, retensi informasi akan meroket hingga 65%.
Mengapa audience lebih peka terhadap sebuah visual?
1. Otak kita dibuat untuk pemrosesan visual
Dari 100%, manusia hanya menggunakan 20% untuk membaca dan 80% digunakan untuk melihat dan melakukan. Jika persentase ini digabungkan, maka akan meningkatkan kinerja otak anda untuk mengingat sebanyak 650%. Komunikasi yang digunakan banyak orang sekarang ini pun adalah nonverbal, sebanyak 93%.
2. Sebuah warna menarik perhatian
Adanya warna pada konten mampu menarik perhatian untuk dibaca dan dilihat sebanyak 80% lebih tinggi daripada yang hitam putih. Dalam dunia periklanan pun, sebanyak 42% orang lebih memilih untuk melihat iklan yang berwarna daripada yang tidak berwarna.
3. Otak kita menyukai dibuat peka
Sebanyak 59% orang lebih peka terhadap sebuah video daripada sebuah teks bacaan. Adanya sebuah gambar mampu membuat kinerja ingatan otak kita meningkat sebanyak 65%. Informasi yang disajikan dalam bentuk visual membuat kita mengerti 60.000 kali lebih cepat daripada hanya disajikan dalam bentuk teks.
Starbucks dengan strategi pemasaran visual yang viral.
Starbucks Corporation adalah sebuah perusahaan kopi terbesar di dunia dan jaringan kedai kopi global asal Amerika Serikat yang berkantor pusat di Seattle, Washington.
Pada tahun 2016 Starbucks melakukan sebuah strategi dengan memadukan online dan offline, dengan memanfaatkan efek visual secara efektif. Mereka tahu, bahwa audience mereka adalah audience yang aktif di media sosial. Mereka membuat ide dengan cara memberikan nama yang salah di cup kopi pemesan, dengan tujuan agar pelanggan mereka protes melalui social media, yang kemudian tanpa sadar menyebarkan brand ke penjuru bumi.
Seperti dikutip pada Daily mail, mereka membuat headline berita “Apakah pekerja Starbucks mengeja nama Anda salah? Mereka sebenarnya memliki tujuan agar anda memfoto dan berbagi cangkir tersebut di media sosial.”
Artikel tersebut menceritakan detil ide tersebut. Dimulai dari nama yang salah pada sebuah cup, kemudian pelanggan memposting dan berbagi foto di sosial media, dan orang lain yang merasakan hal yang sama akan melakukannya juga. Hal ini tentu membuat brand Starbucks, secara tidak sadar, akan terbenam di benak pengguna sosial media.
Kekuatan video nego cincai di benak audience.
Iklan ini memberikan dampak yang baik bagi brand Bukalapak sendiri, karena mampu memberikan brand awaraness kepada konsumen. Audience kerap menyanyikan dan mengingat tentang iklan “emang cincai” dari Bukalapak ini. Iklan ini tersebar diseluruh media sosial yang dimiliki oleh Bukalapak. Instagram, Facebook dan Youtube menjadi 3 media sosial yang paling viral.
Strategi visual ini terglong sangat berhasil, dengan menggunakan visual berupa video dan juga lagu yang mendukung, ditambah dengan peran ibu cincai dalam iklan tersebut. Iklan ini juga berhasil mendapatkan enggagement yang tinggi dari audience. 2200 komentar, 9500 kali dibagikan dan 70 ribu like pada Facebook.
Selain contoh-contoh yang kami berikan di atas, masih banyak lagi iklan digital yang memanfaatkan kekuatan visual dengan cara yang kreatif, unik, efektif, dan mengagumkan. Apakah selanjutnya iklan Anda menjadi salah satunya?
Sumber:
https://web7crawler.wordpress.com/2013/12/02/strategi-kreatif-untuk-pemasaran/
https://www.socialmediatoday.com/news/this-is-what-happens-in-an-internet-minute-infographic/524426/
https://www.digitalinformationworld.com/2018/05/infographic-internet-minute-2018.html
https://www.socialmediatoday.com/news/5-reasons-why-we-are-wired-to-respond-to-visual-marketing/520923/
https://topdogsocialmedia.com/10-visual-marketing-statistics-2017-infographic/
http://www.dailymail.co.uk/news/article-4030698/Starbucks-employees-spell-wrong-cups-PURPOSE-share-pictures-social-media-conspiracy-theory-claims.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Starbucksv
https://www.socialmediatoday.com/news/the-rising-power-of-visual-content-infographic/508175/
https://www.pixelo.net/visuals-vs-text-content-format-better/
http://risaoctatuvia.blogspot.com/2018/01/analisis-bedah-iklan-bukalapak.html
http://www.tribunnews.com/bisnis/2017/12/11/iklannya-dianggap-terbaik-bukalapak-sabet-3-piala-citra-pariwara-2017
https://www.facebook.com/bukalapak/videos/nego-cincai-bukalapak/1313590038697487/